(Cerita nyata dan langsung dari K.A.F (20), cowok, Jogja)
Kadang mencintai itu memang butuh pengorbanan. Aku sudah sering kali menyerah saat aku jatuh cinta lalu mendengar orang yang kucintai disukai orang lain, aku mundur perlahan dan membiarkan orang lain itu masuk karena aku menganggap orang lain itu lebih baik dari aku. Apa yang sering orang katakan bahwa kebahagiaan kita adalah saat orang yang kita cintai bahagia, kadang masih sering kupertanyakan. Selama ini, hanya sakit hati yang kudapat dan aku selalu memendamnya dan aku tak bisa berbuat apa-apa.
Aku saat ini bekerja di sebuah perusahaan souvenir di Jogja dan kebetulan suatu saat ada penerimaan karyawan baru. Aku akhirnya bertemu dia, sebut saja Dee. Ada perasaan yang aneh menjalar saat aku jaga satu shift dengannya. Aku melihat ada sesuatu yang menarik dalam dirinya. Memang benar, cinta datang tidak diduga dan tidak bisa dinyana-nyana. Setiap jaga satu shift dengannya, aku berusaha memperhatikan dia dengan perhatian yang simple-simple aja, “ Eh, kok bajumu kusut sini tak benahin” sambil kutatap matanya untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang lain di hatiku. Aku mungkin tidak seberani temenku yang langsung bilang suka ama cewek saat suka, aku lebih memilih yang pelan-pelan.
Saat syukuran gaji pertama, ada mantan karyawan yang godain dan ingin kenalan dengannya. Ada rasa tidak rela dalam hatiku, ada rasa terbakar cemburu, seolah aku tidak rela dia menjadi milik orang lain. Dari pengalamanku, di masa lalu, jika aku mundur lagi maka aku akan sakit hati. Aku harus maju dan tunjukkan bahwa aku care padanya. Aku bertekad bahwa aku harus maju dan setidaknya dia tahu bahwa aku menyukai dan mencintainya, terserah jawaban dia suatu saat nanti iya atau tidak tapi setidaknya aku sudah mengutarakan isi hatiku. Sebuah konsekuensi menyukai dan mencintai seseorang adalah diterima atau ditolak. Aku harus siap. Tapi semua butuh waktu. Dan waktu itu, sampai saat ini masih berjalan. Aku hanya bisa sms, memberi perhatian saat di counter, atau saat kita kumpul/jaga bareng.
Aku ingin sekali mengajak dia jalan keluar, makan lalu cerita, yang jelas hanya two of us. Sampai saat ini dia masih menolak jika kuajak jalan. Mungkin waktu akan segera menjawabnya, apapun yang terjadi, aku takkan mundur. Love will find you, if you try…
-K. A. F (20), male, Jogja-
comment 0 komentar
more_vert