“Setiap malam pasti akan berganti menjadi siang, setiap siang akan menjadi malam, setiap perjumpaan pasti ada perpisahan, dan setiap kehidupan pasti ada kematian”
Sambil ditemenin lagunya The Rain yang judulnya “lagu untuk persahabatan” dan segelas teh jahe, aku mulai memegang keyboard lalu mengetikkan naskah ini. Lagu The Rain seolah menjawab pertanyaanku selama ini bahwa sebenarnya kita tidak perlu merasa sedih karena perpisahan.
“Tiada yang abadi di dunia, tiada yang kekal selamanya……….Wo…”
Kata-kata ini seolah menusuk relung hatiku (lagi?) Bukankah seharusnya saat perpisahan-perpisahan yang dulu aku harusnya sudah belajar tentang makna rasa dalam kesedihan itu. Aku bingung…. Mengapa setiap perpisahan seolah menjadi sebuah momok bagiku, takut ditinggalkan, takut sendirian dalam menjalani hidup padahal ada banyak orang (teman) di sekelilingku yang siap menolong dan menggapai tanganku saat aku tenggelam.
Aku juga tidak tahu?? Aku bingung?? Apakah aku mulai menjadi gila?? Stress?? Deperesi?? Tau ah gelap…. Setiap perpisahan (dengan siapa saja…) membuat aku merasa seperti itu, kehilangan semangat, gairah hidup, keinginan, kegigihan, dsb membuat aku menjadi orang yang lemah.
I HATE THAT FEELING!!! A MAN MUST BE STRONG just for a little problem call SADNESS.
Aku harus kuat… Tapi memang setiap orang mempunyai strategi koping sendiri. Kali ini lagu The Rain yang berjudul “Terlalu Indah” mengalun pelan dan semakin menusuk dan menyayat hatiku.
“Ada awal dan ada akhirnya yang mungkin tak dapat terurai semua”
“Ada duka ada bahagia yang mungkin takkan pernah dapat terlupa”
Konsep inilah yang harusnya kita (aku dan kalian) pegang sebagai manusia. Hidup di dunia ini cuma sementara. Setiap perbuatan kita di dunia, kita harus siap mempertanggungjawabkan kepada Sang Pencipta.
Di dunia ini ada namanya “keseimbangan”, dimana setiap kebahagiaan akan diimbangi dengan kesedihan, setiap anugrah akan diimbangi dengan cobaan, setiap a pasti akan diimbangi (-a). Jadi kalau siap berjumpa harus siap berpisah, jika telah lahir siaplah mati, jika telah bahagia siaplah bersedih, jika telah tertawa siaplah untuk menangis, jika telah jatuh cinta siap dong buat patah hati, jika sudah mencoba tantangan bersiaplah untuk gagal atau berhasil. Itulah keindahan “harmony” yang ALLOH ciptakan untuk manusia dalam rangka menunjukkan kebesaran-Nya dan keagungan-Nya.
Jadi, jangan terlalu mengenggam sesuatu karena itu pasti akan hilang kecuali untuk amal kita dan aqidah kita. Seperti halnya menggenggam pasir, semakin kta genggam semakin banyak yang lolos dari sela jari-jari kita dan isinya menjadi sedikit. Itulah pentingnya membuka diri dan tidak possesif terhadap sesuatu karena semua adalah milik-Nya, kta tidak punya apa-apa. REMEMBER THAT!!!
-Kamar sastra @ kota budaya, 22 Des 07-
comment 0 komentar
more_vert