COLENAK … DUH COLENAK …
Suatu petang di awal 2007, saya dan rekan kerja saya bersiap untuk berangkat ke Puncak, tepatnya tujuan kami adalah Hotel Yasmin. Kami sedang mempersiapkan untuk suatu kegiatan konferensi nasional internal perusahaan kami. Setelah diskusi sejenak dimana kami harus makan malam, kami memutuskan untuk makan malam di sekitar Cisarua, selain terlalu malam kalau menunggu sampai di Hotel Yasmin, cacing-cacing di perut kami telah berontak menunggu jatah. Saya mengusulkan untuk mencoba satu restoran referensi dari rekan kerja yang lain, yaitu Balé Cipayung.
Setelah memarkirkan kendaraan, kami bergegas masuk ke lokasi restoran yang ternyata asri dengan beberapa saung di atas dikelilingi kolam buatan, suasana yang sangat mendukung untuk menikmati makan malam. Kami memesan beberapa makanan yang katanya merupakan menu
spesial dan favorit di tempat tersebut. Salah satu menu yang direkomendasikan adalah Colenak, wah apa itu yah ? coba aja deh….. buat appetizer.
Colenak telah disajikan dengan tampilan yang menarik dan keliatannya enak dengan top up vla santan. Kami segera mengambil garpu dan mencicipinya, saya memotong sedikit Colenak yang ada dan mencicipinya karena rasa ingin tahu – apakah Colenak ini ? Saya rasakan ternyata tape … wah enak juga neh… kemudian saya bicara dengan rekan kerja saya enak juga yah tape dibuat kaya gini. Teman saya, Bapak Herly, mengernyitkan dahi dan bilang "ini bukan tape pak, tapi pisang !". Saya karena yakin bisa membedakan rasa tape dan pisang, ngotot bahwa bahan yang dipakai bukan tape tetapi pisang, seraya mengambil potongan kecil lagi untuk meyakinkan. Dan kami masing-masing tetap yakin dengan kemampuan merasa kami masing masing. Jadi saya tetap ngotot itu tape dan Bapak Herly yakin itu pisang. Yah udah tidak kami bahas lagi, dan saling ngotot membuat kami makin lapar dan menu utama sudah dihidangkan, kami tinggalkan Colenak yang ada untuk menyantap menu utama.
Ah, kenyang sudah dan nikmat juga menu-menu yang dihidangkan, dan karena mubazir kalau Colenak yang jadi bahan ngotot itu tersisa, saya ajak Bapak Herly untuk menghabiskannya. Entah bagaimana, saat kami mengambil potongan Colenak, kami baru sadar, karena ternyata kali ini saya merasakan pisang dan Bapak Herly merasakan tape.... Wakzzzzzz... . setelah kami perhatikan lebih jeli ternyata memang di bawah vla santan tersebut ada dua buah potongan besar dimana satunya adalah pisang dan satunya adalah tape..... Akhirnya kami sama-sama tersenyum kecut... menyadari kengototan kami masing-masing. Colenakkk... . duh Colenakk.... dicocol enak walau buat kami ngotot dan akhirnya ketawa bersama.
Seringkali dalam hidup, baik dalam keluarga, dalam persahabatan maupun dalam dunia kerja di perusahaan tempat kita bekerja, kita saling beradu argumentasi, mempertahankan sikap masing-masing dengan fakta-fakta dan pengalaman yang kita punya. Sebagai orang tua kita merasa punya pengalaman yang lebih terhadap suatu keadaan sehingga sering berselisih paham dengan anak maupun pasangan hidup, Sebagai atasan seringkali kita merasa lebih tahu akan suatu keadaan dan berselisih dengan rekan kerja lain baik bawahan ataupun juga dengan kolega kerja yang selevel.
Memahami dengan melihat pengalaman orang lain sebagai informasi / fakta tambahan ternyata sangat berarti. Kalau saja kami mau menunda penilaian dan mencoba berbagi tempat dan mencoba bagian lain mungkin kami tidak akan saling ngotot. Walaupun begitu pengalaman ini memberi moment of truth yang berarti buat saya. Selamat berbagi dan siap berkolaborasi… .
Colenak duh.... dicocol enak.....
Be yourself !
Be the best !!
Be a better of YOU !!!
BAMBANG YAPRI
Associate Partner The Acesia
Life Transformation Coach – Training & Development Specialist
sumber:acesia.tk
Suatu petang di awal 2007, saya dan rekan kerja saya bersiap untuk berangkat ke Puncak, tepatnya tujuan kami adalah Hotel Yasmin. Kami sedang mempersiapkan untuk suatu kegiatan konferensi nasional internal perusahaan kami. Setelah diskusi sejenak dimana kami harus makan malam, kami memutuskan untuk makan malam di sekitar Cisarua, selain terlalu malam kalau menunggu sampai di Hotel Yasmin, cacing-cacing di perut kami telah berontak menunggu jatah. Saya mengusulkan untuk mencoba satu restoran referensi dari rekan kerja yang lain, yaitu Balé Cipayung.
Setelah memarkirkan kendaraan, kami bergegas masuk ke lokasi restoran yang ternyata asri dengan beberapa saung di atas dikelilingi kolam buatan, suasana yang sangat mendukung untuk menikmati makan malam. Kami memesan beberapa makanan yang katanya merupakan menu
spesial dan favorit di tempat tersebut. Salah satu menu yang direkomendasikan adalah Colenak, wah apa itu yah ? coba aja deh….. buat appetizer.
Colenak telah disajikan dengan tampilan yang menarik dan keliatannya enak dengan top up vla santan. Kami segera mengambil garpu dan mencicipinya, saya memotong sedikit Colenak yang ada dan mencicipinya karena rasa ingin tahu – apakah Colenak ini ? Saya rasakan ternyata tape … wah enak juga neh… kemudian saya bicara dengan rekan kerja saya enak juga yah tape dibuat kaya gini. Teman saya, Bapak Herly, mengernyitkan dahi dan bilang "ini bukan tape pak, tapi pisang !". Saya karena yakin bisa membedakan rasa tape dan pisang, ngotot bahwa bahan yang dipakai bukan tape tetapi pisang, seraya mengambil potongan kecil lagi untuk meyakinkan. Dan kami masing-masing tetap yakin dengan kemampuan merasa kami masing masing. Jadi saya tetap ngotot itu tape dan Bapak Herly yakin itu pisang. Yah udah tidak kami bahas lagi, dan saling ngotot membuat kami makin lapar dan menu utama sudah dihidangkan, kami tinggalkan Colenak yang ada untuk menyantap menu utama.
Ah, kenyang sudah dan nikmat juga menu-menu yang dihidangkan, dan karena mubazir kalau Colenak yang jadi bahan ngotot itu tersisa, saya ajak Bapak Herly untuk menghabiskannya. Entah bagaimana, saat kami mengambil potongan Colenak, kami baru sadar, karena ternyata kali ini saya merasakan pisang dan Bapak Herly merasakan tape.... Wakzzzzzz... . setelah kami perhatikan lebih jeli ternyata memang di bawah vla santan tersebut ada dua buah potongan besar dimana satunya adalah pisang dan satunya adalah tape..... Akhirnya kami sama-sama tersenyum kecut... menyadari kengototan kami masing-masing. Colenakkk... . duh Colenakk.... dicocol enak walau buat kami ngotot dan akhirnya ketawa bersama.
Seringkali dalam hidup, baik dalam keluarga, dalam persahabatan maupun dalam dunia kerja di perusahaan tempat kita bekerja, kita saling beradu argumentasi, mempertahankan sikap masing-masing dengan fakta-fakta dan pengalaman yang kita punya. Sebagai orang tua kita merasa punya pengalaman yang lebih terhadap suatu keadaan sehingga sering berselisih paham dengan anak maupun pasangan hidup, Sebagai atasan seringkali kita merasa lebih tahu akan suatu keadaan dan berselisih dengan rekan kerja lain baik bawahan ataupun juga dengan kolega kerja yang selevel.
Memahami dengan melihat pengalaman orang lain sebagai informasi / fakta tambahan ternyata sangat berarti. Kalau saja kami mau menunda penilaian dan mencoba berbagi tempat dan mencoba bagian lain mungkin kami tidak akan saling ngotot. Walaupun begitu pengalaman ini memberi moment of truth yang berarti buat saya. Selamat berbagi dan siap berkolaborasi… .
Colenak duh.... dicocol enak.....
Be yourself !
Be the best !!
Be a better of YOU !!!
BAMBANG YAPRI
Associate Partner The Acesia
Life Transformation Coach – Training & Development Specialist
sumber:acesia.tk
comment 0 komentar
more_vert