Halo pembaca blogku.... Aku jadi bersemangat nulis lagi soalnya ngejar target rajin nulis. Masak tahun 2016 cuma ada beberapa tulisan yang ditelorkan. Sebenarnya kalau saja aku tuh rajin nulis mungkin sudah ada beberapa tulisan yang menghiasi blogku ini tapi sayang e, niat dan ide buat menulis itu susah banget. Menulis manuscript aja barusan kelar tapi malah belum apa-apa sudah ditolak... Huhuhu... Tapi aku tetap kudu semangat....
Minggu ini mahasiswaku akan menjalani namanya ujian akhir blok. Setelah itu, mereka akan menjalani namanya ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Jadi buat kamu yang kebetulan baca dan bukan background kesehatan mungkin akan bertanya, "Apa itu OSCE?".
Jadi OSCE Itu semacam ujian praktek dalam bidang kesehatan terutama kedokteran, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain yang akan terjun ke pasien. Tujuan besar OSCE ini memberikan keselamatan buat pasien kelak saat para mahasiswa kesehatan ini akan menangani pasien, tujuan kecil OSCE ini jelas untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa serta sebagai evaluasi pembelajaran buat mahasiswa.
Nah, kenapa kok aku sekarang berniat menulis OSCE ini? Menurut pandangan pribadiku saat ini, mahasiswa banyak yang ujian OSCE cenderung menyepelekan dan menganggap,"ah kalau tidak lulus, diremidi pasti lulus". Hal ini bahkan terbawa ke mereka saat sudah profesi. Pernah aku menguji seorang mahasiswa profesi, lalu dia berbuat kesalahan yang mungkin kalau tidak diawasi akan membahayakan pasien. Saat responsi jelaslah pasti ditegur, lalu diingatkan. Tapi satu pertanyaan yang bikin aku shock adalah,
"Apakah saya perlu diremidi pak?"
What??? Haloooooo...... Remidi itu cuma aja saat ujian OSCE lho.. Kalau udah ke pasien, maka satu kesalahan kalian jika sangat fatal bisa jadi kalian akan menanggung beban itu seumur hidup kalian. Misal pasien infeksi berat, lumpuh, bahkan meninggal karena kalian yang tidak terampil atau kesalahan dalam melakukan tindakan. Makanya saat aku menguji OSCE, aku bakal pasang standar yang tinggi buat mahasiswaku karena jika ke manekin saja kalian masih tidak terampil apalagi ke pasien.
"Kalau ujian OSCE sama Pak Eri pasti susah...."
"Waduh yang menguji Pak Eri...."
"Semoga yang menguji OSCE bukan Pak Eri..."
Mungkin itu beberapa suara batin mahasiswa yang akan ujian OSCE denganku, rata-rata sudah takut tidak lulus.
Ini buat mahasiswaku,
"Aku menguji kalian dengan standar tinggi karena aku hanya mempersiapkan kalian saat kalian jadi perawat nantinya. Kalian punya tanggung jawab terhadap nyawa seseorang. Jika orang itu adalah keluargamu,orang terdekatmu,kalian rela keluarga kalian mendapat perlakukan dari perawat yang tidak profesional? Ingat, apa yang kalian tanam akan kalian tuai....."
Lalu pasti ada yang membalas,
"Pak, tapi kan tiap dosen mengajarkan beda-beda pak..."
Jawabanku...
"Saat kalian saya bilang pakailah jilbab atau pakailah baju,pasti kalian punya cara yang berbeda dalam memakai baju, ya kan? Ada yang kanan duluan, ada yang langsung dua-duanya, ada yang kiri duluan, tapi endingnya sama kan,memakai baju?"
Itulah kenapa disebut keterampilan. Setiap keterampilan dalam keperawatan atau kesehatan itu gabungan art and science. Jadi tiap dosen akan memiliki art and sciencenya sendiri, namun selama TIDAK MELANGGAR PRINSIP UTAMA dari tindakan keperawatan tersebut. Makanya, jangan menghapalkan langkah-langkah, tapi pahami teorinya lalu jalankan prinsipnya,niscaya kalian akan lulus, tidak hanya saat OSCE tapi bahkan saat kalian ke pasien langsung sekalipun.
Kenapa ada OSCE (Objective and Structured)? Karena agar art and sciencenya tidak terlalu jauh sehingga kalian tidak terlalu bingung dengan perbedaan yang ada.
Akhir kata, semoga sukses buat Ujian Akhir Bloknya (karena ini adalah evaluasi unsur knowledgemu) dan juga sukses ujian OSCE-nya (karena ini evaluasi unsur afektif dan psikomotormu).
Last but not least,
"Karena NYAWA pasien tidak ada REMIDInya, jika pasien itu keluargamu,maka kamu akan KEHILANGAN keluargamu...."
Yogyakarta, 5 Desember 2016
Circle K Jenderal Sudirman sembari nunggu servis motor
Mantap pak
BalasHapusKeren... eri memang generasi dosen yang luarbiasa
BalasHapusLike this pak ery,,,terutama saat mhs takut ujian dengan saya juga,,,,karena saya dinggap kejaaammmm menakutkan saat ujian praktik
BalasHapusPak eri mantap 💞
BalasHapusMantap. Bapak adalah dosen yang membuat saya rajin belajar (karena benar2 ingin paham) bukan karena sekedar kewajiban. Maturnuwun pak. Sehat terus paaakkkk
BalasHapus