Maaf Aku Baru Tahu [1]
Maaf aku baru tahu....
Kenapa air matamu mudah menetes....
Dalam setiap perbedaan pendapat kita...
Dalam setiap pertengkaran kita....
Dalam setiap sikap menyebalkan yang aku tunjukkan....
Maaf aku baru tahu......
Betapa lembutnya perasaanmu....
Betapa kuatnya bahumu....
Betapa kuatnya kamu berjuang untukku....
Betapa banyak dan tak terhingganya perhatianmu.....
Maaf aku baru tahu....
Betapa indah matamu...
Betapa indah polos wajahmu saat kau terlelap....
Betapa menyenangkannya saat-saat bersamamu....
Aku tahu...........
aku akan tetap menjadi lelaki yang tak sempurna
aku akan tetap menjadi lelaki yang tak sempurna
Yang mungkin kadang (tetap) bersikap menyebalkan
Namun semoga perjalanan kita akan tetap indah
Saat kita mendayung perahu kita
Menantang riak dan ombak yang menghadang
Saat kau letih berjalan, bersandarlah padaku
Jadilah bidadari yang akan selalu menemaniku
Saat fana ataupun nyata kelak....
Sebutlah namaku dalam doamu....
Seperti aku menyebut namamu dalam sujudku...
Adelaide, 21 Oktober 2015
Saat rindu yang menggebu padamu
Jangan pernah menyakiti wanita [2]
Seringkali wanita menangis karena pria, entah karena dikecewakan oleh sikapnya, atau dilukai dengan perkataannya, bahkan ditinggalkan.
Ada sebuah renungan yang mungkin sangat berarti untuk dibagikan pada seluruh sahabat agar lebih menghormati dan menghargai wanita.
Suatu hari, seorang pria berdoa dalam keadaan marah dan emosi. Ia sebal pada pasangannya yang seringkali menangis dan memanfaatkan air mata di setiap perdebatannya. Ia bosan. Sungguh bosan.
Tak mau terlibat dalam emosi yang negatif, iapun sujud dan berdoa, meminta pertolongan pada Tuhan.
“Tuhan, mengapa sih wanita sering menangis? Aku bosan dan jenuh melihat dan mendengarnya,” keluh pria itu.
Jawab Tuhan kepadanya:
“Karena wanita itu unik. AKU menciptakannya tidak sama seperti kamu. Ia adalah makhluk yang istimewa.
KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak-anakmu kelak.
KU lembutkan hatinya untuk memberimu rasa aman.
KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia.
KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah.
KU beri naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi.
KU hembuskan kasih sayang agar ia bisa mencurahimu dengan perhatian.
KU buat matanya lentik karena ia akan menjadi jendela kedamaian.
KU buat senyumnya merekah seperti mahkota bunga untuk membuatmu tetap mengingat indahnya dunia.
KU buat tangannya terampil untuk menjagamu agar tak pernah kekurangan.
Tapi jika suatu saat ia menangis. Itu karena AKU memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru. Bukanlah sebuah tanda kelemahan dan kekalahan.”
Pria itupun tertegun sejenak. Diambilnya langkah bergegas, dipeluk dan diusapnya air mata di pipi orang yang dicintainya. “Aku akan membantumu menghapus luka batin itu…”
Jadi, jangan pernah menyakiti wanita.....
Sumber:
[1] Pribadi
[2] http://www.9detik.co/2015/10/jangan-pernah-menyakiti-wanita.html
comment 0 komentar
more_vert